Ahad, 28 Februari 2010

Sesenduk Madu


Kisah ini adalah kisah tentang seorang raja dan sesenduk madu. Alkisah, pada suatu ketika seorang raja ingin menguji kesedaran warganya. Raja memerintahkan agar setiap orang, pada suatu malam yang telah ditetapkan, membawa sesenduk madu untuk dituangkan dalam sebuah bejana yang telah disediakan di puncak bukit ditengah kota. Seluruh warga kota pun memahami benar perintah tersebutdan menyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.

Tetapi dalam pikiran seorang warga kota (katakanlah si A) terlintas suatu cara untuk mengelak, "Aku akan membawa sesenduk penuh, tetapi bukan madu. Aku akan membawa air. Kegelapan malam akan melindungi dari pandangan mata seseorang. Sesenduk air pun tidak akan mempengaruhi bejana yang kelak akan diisi madu oleh seluruh warga kota."

Tibalah waktu yang telah ditetapkan. Apa kemudian terjadi? Seluruh bejana ternyata penuh dengan air. Rupanya semua warga kota berpikiran sama dengan si A. Mereka mengharapkan warga kota yang lain membawa madu sambil membebaskan diri dari tanggung jawab.

Kisah simbolik ini dapat terjadi bahkan mungkin telah terjadi, dalam berbagai masyarakat manusia. Dari sini wajar jika agama, khususnya Islam, memberikan petunjuk-petunjuk agar kejadian seperti di atas tidak terjadi:

"Katakanlah (hai Muhammad), inilah jalanku. Aku mengajak ke jalan Allah disertai dengan pembuktian yang nyata. Aku bersama orang-orang yang mengikutiku (QS 12:108)

Dalam ayat di atas tercermin bahwa seseorang harus memulai dari dirinya sendiri disertai dengan pembuktian yang nyata, baru kemudian dia melibatkan pengikut-pengikutnya.

"Berperang atau berjuang di jalan Allah tidaklah dibebankan kecuali pada dirimu sendiri, dan bangkitkanlah semangat orang-orang mukmin(pengikut-pengikutmu)
(QS 4:84)

Perhatikan kata-kata "tidaklah dibebankan kecuali pada dirimu sendiri."

Nabi Muhammad saw. pernah bersabda: "Mulailah dari dirimu sendiri, kemudian susulkanlah keluargamu."

Setiap orang menurut beliau adalah pemimpin danbertanggung jawab atas yang dipimpinnya, ini berarti bahwa setiap orang harus tampil terlebih dahulu. Sikap mental demikianlah yang dapat menjadikan bejana sang raja penuh dengan madu bukan air, apalagi racun.

Pelita Hati - M. Quraish Shihab

Jumaat, 26 Februari 2010

SIAPA YANG PERTAMA MASUK SYURGA?




Rasulullah saw. bersabda, ”Kami adalah umat terakhir dan terawal pada hari kiamat. Kami adalah umat yang pertama masuk surga meskipun mereka diberi kitab sebelum kami dan kami diberi kitab sesudah mereka.”(H.R. Muslim).

Hadis ini menegaskan bahwa umat Nabi Muhammad saw. yang pertama masuk surga walaupun paling akhir dalam menerima ajaran dari Allah swt. dibandingkan nabi-nabi lainnya. Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. pernah bersabda, ”Diperlihatkan kepadaku tiga orang pertama dari umatku yang masuk surga dan tiga orang pertama dari umatku yang masuk neraka. Adapun tiga orang yang pertama masuk surga adalah syahid, budak yang pekerjaannya tidak menyibukkannya dari taat kepada Allah, dan orang fakir yang tidak meminta-minta. Dan tiga orang yang pertama masuk neraka, yaitu pemempin yang zalim, orang kaya yang hartanya tidak digunakan untuk menunaikan hak Allah, dan orang fakir yang sombong.” (H.R. Ahmad)

Hadis ini menjelaskan bahwa ada tiga dari umat Nabi saw. yang paling dulu masuk surga dan tiga orang yang paling dulu masuk neraka. Adapun orang yang pertama masuk surga adalah sebagai berikut.

1. Syahid.

Yaitu orang yang meninggal karena membela agama Allah swt. Orang yang rela mengorbankan pikiran, perasaan, harta, bahkan nyawanya demi tegaknya panji-panji kebenaran Allah swt. di muka bumi. Sebesar apa pun tantangan dakwah dihadapinya dengan lapang dada dan optimisme. Kesulitan dalam dakwah tidak menyurutkan semangatnya untuk berjuang di jalan Allah.

2. Budak yang pekerjaannya tidak menyibukkan dari taat pada Allah.
Yakni orang yang hidupnya dalam kekuasaan majikannya, banyak pekerjaan yang menyita tenaga dan waktunya, namun di tengah kesibukan fisiknya yang begitu padat, dia tidak lupa untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban ibadah pada Allah swt. Untuk konteks sekarang, bisa dianalogikan seperti seorang buruh bangunan yang berada di bawah pengawasan majikannya yang sangat ketat, pekerjaan fisiknya sangat banyak, namun tetap tidak lupa ibadah shalat, puasa, dll.

3. Orang fakir yang tidak meminta-minta.
Yakni orang yang sangat kekurangan secara materi karena pendapatannya tidak berimbang dengan kebutuhannya. Orang yang besar pasak daripada tiang, namun di tengah kesulitan ekonomi yang mengimpitnya dia tidak pernah meminta-minta. Dia terus berjuang mencari nafkah yang halal. Dia peras keringat, darah, dan air matanya, untuk menghidupi diri dan keluarganya. Dia pantang meminta-minta pada orang lain. Orang seperti inilah di antaranya yang akan paling pertama masuk surga.

Sementara tiga orang yang pertama yang masuk neraka adalah sebagai berikut.

1. Pemimpin yang zalim.
Yakni pemimpin yang menggunakan amanah kepemimpinannya untuk kepentingan pribadi. Amanah kepemimpinan digunakannya untuk memperkaya diri, menindas, bahkan menipu orang-orang yang dipimpinnya. Dia lupa bahwa kepemimpinan itu amanah, malah dia gunakan amanah kepemimpinan sebagai fasilitas untuk memperkaya diri. Na’udzubillah.

2. Orang kaya yang hartanya tidak digunakan untuk menunaikan hak Allah.
Yakni orang yang diberi amanah harta, namun tidak digunakan sesuai keridoan Allah. Harta berlimpah tidak membuatnya syukur pada Allah swt., malah mengufuri-Nya. Harta tidak membuatnya dekat dengan Allah, malah melecehkan ajaran-ajaran Allah. Hak-hak fakir dan miskin diabaikannya, hartanya tidak pernah dibersihkan dengan zakat, infak, ataupun sedekah. Dalam Al Quran diungkap bahwa pada hari kiamat, harta seperti ini akan menyetrika bagi pemiliknya. Na’udzubillah.

3. Orang fakir yang sombong.
Kalau ada orang kaya sombong itu masuk akal, karena ada yang bisa dibanggakan. Namun kalau orang fakir sombong, apa yang jadi kebanggaannya? Allah swt. sangat murka pada orang fakir namun jiwanya penuh kesombongan. Bisa dibayangkan bagaimana kalau dia kaya? Fakir saja sombong, apalagi kalau kaya? Wajar kalau orang fakir yang sombong di antara yang akan masuk neraka terlebih dulu. Na’udzubillah.

Bertolak dari analisis di atas bisa disimpulkan bahwa dari seluruh umat para nabi dan rasul, maka umat Nabi saw. yang paling pertama akan masuk surga. Ada tiga orang yang pertama masuk surga di antara umat Nabi saw. dan tiga orang yang paling dulu masuk neraka. Kalau umat Nabi saw. yang pertama masuk surga, maka dari umat Nabi saw. juga yang paling pertama masuk neraka. Wallahu A’lam.


Sumber : Majalah Percikan Iman (MaPI) September 2005